MA’BERIS
Oleh Iswan Sual
Pada suatu hari
ada sepasang suami istri tinggal dalam satu rumah yang cukup sederhana.
Letaknya cukup berjauhan dari pemukiman yang ramai. Si istri dalam keadaan
hamil tua (baca:tinggal menunggu waktu pendek untuk melahirkan). Ini membuat si
istri tak bisa lagi beraktifitas terlalu banyak di luar rumah. Pada zaman ini
pekerjaan seorang perempuan desa tidak jauh berbeda dengan seorang pria dewasa.
Namun keadaan hamillah yang membuat si istri ini tidak bisa berbuat seperti itu
lagi.
Si suami suka
berburu binatang hutan seperti tikus, monyet, dan babi. Karena kegemarannya ini
kadang-kadang dia lupa pulang rumah dan tak ingat istri yang sudah hampir
melahirkan. Ketika dirasanya hasil buruannya cukup untuk dibawa pulang, maka
dia akan membulatkan hati untuk kembali ke rumahnya. Dia kembali dengan senyum
puas walaupun kelelahan. Setibanya di rumah dia langsung meminta istrinya
menyiapkan makan malam. Tak lupa dia juga meminta supaya istrinya memasak hasil
buruannya. Keadaan terasa biasa saja. Istrinya hanya menurut saja kepada
suaminya tanpa bicara. Itu adalah hal biasa. Si suami beristirahat membaringkan
badan sambil melihat keluar. Malam itu bulan purnama. Lama kelamaan, situasi
jadi berubah karena bunyi seperti anak yang sedang menyusui dari tetek ibu
terdengar secara terus menerus. Si suami mulai bertanya-tanya. Dia mulai
memperhatikan istrinya yang sedang bekerja di dapur. Diperhatikannya istrinya
yang memotong binatang buruan dan juga bahan-bahan masakan dengan kukunya yang
panjang seperti pisang. Punggung isrinya berlobang. Dari situlah bunyi suara
bayi menyusui terdengar. Kelihatan ada bayi di dalam lubang pada punggung
istrinya. Istrinya tiba-tiba menghadap dia
dan mengejarnya. Si suami lari terbirit-birit kearah hutan belantara dan
akhirnya mati ketakutan. Istrinya ternyata telah meninggal beberapa minggu
sebelumnya pada saat sedang melahirkan. Sekarang dia telah menjadi
hantu-Pontianak atau ma’beris.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar